Teori Nativisme
KONSEPSI TEORI NATIVISME DALAM PRAKTEK PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berbagai macam aliran atau teori dikemukakan dalam sangkut paut
pembelajaran atau suatu keberhasilan dalam pendidikan. Dari berbagai
permasalahn itu muncul beberapa teori yang sering dikenal dalam pensisikan
yaitu empirisme, nativisme dan konvergensi. Ketiga teori ini mempunyai
penertian dan saling berlatar belakangan. Namun edalam pembahasan makalah ini,
kita hanya akan membahas tentang teori nativisme, dimana pengertian atau isi
dari dari teori tersebut adalah “perkembangan individu itu ditentukan oleh
pembawaan atau dasar kekuatan kodrat yang dibawa sejak lahir. Semua
perkembangan iyu hanya akan dipengaruhi oleh pembawaan sejak lahir dan
pengaruh-pengaruh dari luar seperti lingkungan tidak bisa mempengaruhi
perkembangan anak tersebut. Tentu sangat jelas teori nativisme ini berlatar
belakang berbeda dengan teorinya empirisme yang mempunyai konsep bahwa
perkembangan individu ditentukan oleh pengalaman, sedang dasar sama sekali
tidak memainkan peranan.
Dalam suatu proses pendidikan, anak akan
mempunyai ketergantungan dengan pembawaannya itu sendiri. Dalam arti kata bahwa
seseorang akan berhasil dalam pendidikan dari ketergantungan pembawaannya. Jika
dalam pembawaannya tersebut memiliki bakat jahat maka anak akan menjadi jahat,
begitu juga sebaliknya jika dari bawaannya ia memiliki bakat baik maka anak
akan menjadi baik. Oleh karena itu dalam menyelenggarakan suatu pendidikan
harus disesuaikan dengan bakat yang dibawanya agar mempunyai hasil baik dan
tidak akan sia-sia.
Banyak contoh yang terjadi disekeliling kita yaitu suatu
keberhasilan berasal dari bawaannya sejak lahir. Contohnya seperti seorang anak
yang memiliki seni musik yang berasal dari orang tuanya juga sebagai ahli seni
musik, hal ini terlihat bahwa orang tua menurunkan bakat atau kemampuan mereka
kepada anaknya dan kemampuan anak akan bisa lagi melebihi kemampuan orang
tuanya.
B. Rumusan Masalah
Dari berbagai permasalah
dalam latar belakang tersebut, dapat kita ambil suatu permasalahn yaitu :
1. Bagaimana pengaruh dan
konsep teori nativisme dalam praktek pendidikan ?
2. Bagaimana pandangan
pendidikan terhadap teori nativisme tersebut ?
C. Tujuan
Dari pembahasan isi makalah ini bertujuan agar kita mengetahui
pengaruh dan konsep dari teori nativisme dalam praktek pendidikan dan
menjadikan hal dasar kita yang sebagai mahasiwa calon pendidikan untuk
mengetahui setiap kemampuan serta bakat anak didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengaruh Dan Konsep Teori Nativisme
Dalan Praktek Pendidikan
Telah cukup banyak dibicarakan hal-ikhwal tentang pendidikan, baik
kaitannya dengan hakikat kehidupan manusi, maupun kaitannya dengan kebudayaan
sebagai produk dari proses pendidikan. Pada saat manusia mengalami tahap perkembangan,
naik secara fisik maupun rohaninya dalam proses pendidikan, muncullah
pertanyaan mendasar tentang faktor yang paling berpengaruh terhaap perkembangan
itu. Apakah faktor bakat dan kemampuan diri manusia itu sendiri, atau faktor
dari luar diri manusia, ataukah kedua-dunya itu secara bersama-sama. Dari
faktor pertamalah timbul teori yang disebut sebagai teori nativisme. Nativisme
berasal dari kata “nativus” artinya pembawaan.
Teori nativisme dikenal juga dengan teori naturalisme atau teori
pesimisme. Teori ini berpendapat bahwa manusia itu mengalami pertumbuhkembangan
bukan karena faktor pendidikan dan intervensi lain diluar manusia itu,
melainkan ditentukan oleh bakat dan pembawaannya. Teori ini berpendapat bahwa
upaya pendidikan itu tidak ada gunanya san tidak ada hasilnya. Bahkan menurut
teori ini pendidikan it upaya itu justru akan merusak perkembangan anak.
Pertumbuhkembangan anak tidak perlu diintervensi dengan upaya pendidikan, agar
pertumbuhkembangan anak terjadi secara wajar, alamiah, sesuai dengan kodratnya.
Telah dibahas pada sebelumnya bahwa teori nativisme berpendapat
tentang perkembangan individu ditentukan oleh faktor bawan sejak lahir, serta
faktor lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak.
Menganalisis dari pendapat tersebut, anak yang dilahirkan dengan bawaan yang
baik akan mempunyai bakat yang baik juga begitu juga sebaliknya. Faktor bawaan
sangat dominan dalam menentukan keberhasilan belajar atau pendidikan,.
Faktor-faktor yang lainnya seperti lingkungan tidak berpengaruh sama sekali dan
hal itu juga tidak bisa diubah oleh kekuatan pendidikan. Pendidikan yang
diselenggarakan merupakan suatu usaha yang tidak berdaya menurut teori
tersebut, karena anak akan menetukan keberhasilan dengan sendirinya bukan melalui
sebuah usaha pendidikan. Walaupun dalam pendidikan tersebut diterapkan dengan
keras maupun secara lembut, anak akan tetap kembali kesifat atau bakat dari
bawaannya. Begitu juga dengan faktor lingkungan, sebab lingkungan itu tidak
akan berdaya mempengaruhi perkembangan anak.
Dalam teori nativisme telah ditegaskan bahwa sifat-sifat yang
dibawa dari lahir akan menentukan keadaannya. Hal ini dapat diklaim bahwa unsur
yang paling mempengaruhi perkembangan anak adalah unsure genetic individu yang
diturunkan dari orang tuanya. Dalam perkembangannya tersebut anak akan
berkembang dalam cara yang terpola sebagai contoh anak akan tumbuh cepat pada
masa bayi, berkurang pada masa anak, kemudian berkembang fisiknya dengan
maksimum pada masa remaja dan seterusnya.
Menurut teori nativisme
ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia yaitu :
1. Faktor genetik
Orang tua sangat berperan penting dalam faktor tersebut dengan
bertemunya atau menyatunya gen dari ayah dan ibu akan mewariskan keturunan yang
akan memiliki bakat seperti orang tuanya. Banyak contoh yang kita jumpai
seperti orang tunya seorang artis dan anaknya juga memiliki bakat seperti orang
tuanya sebagai artis.
2. Faktor kemampuan anak
Dalam faktor tersebut anak dituntut untuk menemukan bakat yang
dimilikinya, dengan menemukannya itu anak dapat mengembangkan bakatnya tersebut
serta lebih menggali kemampuannya. Jika anak tidak dituntut untuk menemukannya
bakatnya, maka anak tersebut akan sulit untuk mengembangkan bakatnya dan bahkan
sulit untuk mengetahui apa sebenarnya bakat yang dimilikinya.
3. Faktor pertumbuhan anak
Faktor tersebut tidak jauh berbeda dengan faktor kemampuan anak,
bedanya yaitu disetiap pertumbuhan dan perkembangannya anak selalu didorong
untuk mengetahui bakat dan minatnya. Dengan begitu anak akan bersikap responsiv
atau bersikap positif terhadap kemampuannya.
Dari ketiga faktor tersebut berpengaruh dalam perkembangan serta
kematangan pendidikan anak. Dengan faktor ini juga akan menimbulkan suatu
pendapat bahwa dapat mencipatakan masyarakat yang baik.
Dengan ketiga faktor tersebut, memunculkan beberapa tujuan dalam
teori nativisme, dimana dengan faktor-faktor yang telah disampaikan dapat
menjadikan seseorang yang mantap dan mempunyai kematangan yang bagus.
Adapun tujuannya adalah
sebagai berikut :
1. Dapat memunculkan
bakat yang dimiliki.
Dengan faktor yang kedua tadi, diharapkan setelah menemukan bakat
yang dimiliki, dapat dikembangkan dan akan menjadikan suatu kemajuan yang besar
baginya.
2. Menjadikan diri yang berkompetensi.
Hal ini berkaitan dengan faktor ketiga, dengan begitu dapat lebih
kreatif dan inovatif dalam mengembangkan bakatnya sehingga mempunyai potensi
dan bisa berkompetensi dengan orang lain.
3. Mendorong manusia dalam menetukan pilihan.
Berkaitan dengan faktor ketiga juga, diharpkan manusia bersikap
bijaksana terhadap apa yang akan dipilih serta mempunyai suatu komitmen dan
bertanggung jawab terhadap apa yang telah dipilihnya.
4. Mendorong manusia untuk mengembangkan potensi dari dalam diri
seseorang.
Artinya dalam mengembangkan bakat atau potensi yang dimiliki,
diharapkan terus selalu dikembangkan dengan istilah lain terus berperan aktif
dalam mengembangkannya, jangan sampai potensi yang dimiliki tidak dikembangkan
secara aktif.
5. Mendorong manusia mengenali bakat minat yang dimiliki.
Banyak orang bisa memaksimalkan bakatnya, karena dari dirinya
sudah mengetahui bakat-bakat yang ada pada dirinya dan dikembangkan dengan
maksimal.
Melihat dari tujuan-tujuan itu memang bersifat positif. Tetapi
dalam penerapan di praktek pendidikan, teori tersebut kurang mengenai atau
kurang tepat tanpa adanya pengaruh dari luar seperti pendidikan. Dalam praktek
pendidikan suatu kematangan atau keberhasilan tidak hanya dari bawaan sejak
lahir. Akan tetapi banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya seperti
lingkungan. Dapat diambil contoh lagi yaitu orang tua yang tidak mampu dan
kurang cerdas melahirkan anak yang cerdas daripada orang tuanya. Hal tersebut
tidak hanya terpaut masalah gen, tetapi ada dorongan-dorongan dari luar yang
mempengaruhi anak tersebut.
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, sekarang ini yang ada
dalam praktek pendididkan tidak lagi memperhatikan apakah manusia memiliki
bakat dari lahir atau tidak, melainkan kemauan atau usaha yang dilakukan oleh
manusia tersebut untuk kemajuan yang besar bagi dirinya. Memang secara teoritis
pendidikan tidaklah berpengaruh atau tidak berdaya dalam membentuk atau
mengubah sifat dan bakat yang dibawa sejak lahir. Kemudian potensi kodrat
menjadi cirri khas pribadi anak dan bukan dari hasil pendidikan. Terlihat jelas
bahwa anatara teori nativisme dan pendidikan tidak mempunyai hubungan serta
tidak saling terkait antara yang satu dengan lainnya. Oleh sebab itulah aliran
atau teori nativisme ini dianggap aliran pesimistis, karena menerima
kepribadian anak sebagaimana adanya tanpa kepercayaan adanya nilai-nilai
pendidikan yang dapat ditanamkan intuk merubah kepribadiannya.
B. Pandangan Pendidikan Terhadap
Teori Nativisme
Sebelumnya telah disinggung mengenai teori nativisme tersebut,
pendidikan tidak bisa mengubah atau mempengaruhi perkembangan anak dan dengan
adanya pendidikan akan merusak perkembangan anak tersebut. Melihat hal tersebut
muncul pandangan dengan demikian dalam praktek atau aplikasi dari teori
tersebut tidaklah memerlukan suatu pendidikan baik itu pendidikan yang bersifat
keras maupun lembut, dan walaupun diberikan pendidikan maka akan
menjadikannya suatu hal yang sia-sia.
Pendidikan sangatlah diperlukan oleh setiap manusia, karena tanpa
pendidikan tidak akan bisa berkembang walaupun dari bawaan sejak lahir sudah
memiliki potensi.
Fungsi pendidikan yaitu memberikan dorongan atau menggandeng
manusia untuk menjadi lebih naik serta dengan adanya pendidikan dapat lebih
lagi memaksimalkan, mengembangkan segala potensi, bakat dan kemampuan yang
dimiliki. Selain dari itu juga pendidikan tidak hanya harus kepada akademik
saja melainkan harus memperhatikan kegiatan-kegiatan yang bisa juga untuk
menjadi wadah dalam mengembangkan dan menyalurkan bakat anak diluar akademik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat kita simpulkan bahwa isi dari teori nativime adalah
perkembangan individu ditentukan oleh faktor bawaan sejak lahir. Faktor
lingkungan baik itu didalamnya suatu pendidikan kurang berpengaruh terhadap perkembangan
dan pendidikan anak. Kemudian pendidikan dianggap suatu hal yang sia-sia karena
pendidikan tidak akan dapat merubah kodrat bawaan tersebut.
Selain dari iru terdapat beberapa faktor dan tujuan yang dicapai
dari teori nativisme tersebut dan saling terkait sehingga menghasilkan
masyarakat yang baik. Selain itu pendidikan tidak diperlukan dalam pembentukan
kepribadian seseorang, sehingga antara pendidikan dan teori tersebut tidak
berhubungan.
B. Saran
Dalam penulisan isi makalh ini terdapat beberapa kekurangan serta
kesalahan yang dikarenakan kurangnya referensi atau pengetahuan yang terbatas.
Untuk itu perlu adanya saran agar dalam isi makalah tersebut bisa lebih baik
dari sebelumnya dan menjadi suatu motivasi atau dorongan untuk lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/akuntansi/aliran-aliran-pendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar