REVISI MAKALAH
PEMBELAJARAN
INOVATIF II
“LESSON STUDY”
Dosen
Pengampu : Lestariningsih, S.Pd. M.Pd.
Disusun oleh : Inuk Hidayati
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU
REPUBLIK INDONESIA
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN MATEMATIKA
2015
LESSON STUDY
Jika ditelusuri jejak sejarahnya, lesson
study telah berkembang sejak abad 18 oleh makoto yoshida di negara Jepang.
Dalam Bahasa Jepang, lesson study dikenal dengan ”jugyokenkyu”,
yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu ”jugyo” yang berarti
lesson atau pembelajaran, dan ”kenkyu” yang berarti study atau
kajian. Dengan demikian lesson study merupakan proses pengkajian
terhadap pembelajaran.
Di Jepang para guru
dapat meningkatkan ketrampilan/ kecakapan dalam mengajarnya melalui kegiatan Lesson
Study, yakni belajar dari suatu pembelajaran. Lesson study merupakan
salah satu bentuk pembinaan guru (in-service) yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan profesionalisme guru. Lesson study dilakukan diwilayah guru
mengajar dengan menggunakan kelas dalam lingkungan nyata, sehingga akan
membiasakan guru bekerja secara kolaboratif baik dengan guru bidang studi dan
dengan guru diluar bidang studi, bahkan dengan masyarakat. Lesson Study
merupakan kolaboratif antara guru dalam menyusun rencana pembelajaran beserta
research lessonnya (penelitian pelajaran), pelaksanaan KBM dikelas yang disertai observasi dan
refleksi. Dengan lesson study para guru dapat leluasa meningkatkan
kinerja dan keprofesionalannya yang akhirnya dapat meningkatkan mutu
pembelajaran.
Konsep lesson study semakin berkembang
pada tahun 1995 berkat kegiatan The Third International Mathematics and
Science Study (TIMSS) yang diikuti oleh empat puluh satu negara dan
ternyata dua puluh satu negara di antaranya memperoleh skor rata-rata
matematika yang secara signifikan lebih tinggi dari skor rata-rata matemtika di
Amerika Serikat. Posisi tersebut membuat Amerika Serikat melakukan studi
banding pembelajaran matematika di Jepang dan Jerman. Dari studi banding
tersebut Tim Amerika Serikat menyadari bahwa Amerika Serikat belum memiliki
sistem untuk melakukan peningkatan mutu pembelajaran, sedangkan Jepang dan
Jerman melakukan peningkatan mutu secara berkelanjutan. Oleh karena itu, para
ahli pendidikan Amerika Serikat mengadopsi lesson study dari Jepang
dan kemudian mengembangkannya di negara-negara lain.
Di Indonesia, konsep lesson study
berkembang melalui program Indonesia Mathematics and Science Teacher Education
Project (IMSTEP) yang diimplementasikan sejak sejak Oktober tahun 1998 di
tiga IKIP, yaitu (1) IKIP Bandung (sekarang bernama Universitas Pendidikan
Indonesia, UPI), (2) IKIP Yogyakarta (sekarang bernama Universitas Negeri
Yogyakarta, UNY), dan (3) IKIP Malang (sekarang menjadi Universitas Negeri
Malang) yang telah bekerja sama dengan JICA (Japan International
Cooperation Agency). Perkebangan selanjutnya, lesson study tidak
hanya dilaksanakan pada mata pelajaran MIPA, tetapi juga mata pelajaran lainnya.
Lesson Study diperkenalkan di Indonesia melalui kegiatan piloting
yang dilaksanakan dalam proyek follow-up IMSTEP-JICA di tiga perguruan tinggi
yaitu UPI, UNY, dan UM. Di UM sendiri lessson study diperkenalkan di
Malang secara formal oleh JICA expert Eisoke Saito, Ph.D. pada bulan januari
2004, selanjutnya diikuti kegiatan pengimplementasian lesson study di
SMA labotarium Universitas Negeri Malang (I Made Sulandra, 2006). Lesson
Study merupakan hal yang baru bagi sebagian sebagian besar guru. Lesson
Study diadopsi dari Jepang dan diuji di beberapa sekolah sebagai pilot project, diantaranya
Bandung (dibawah UPI), di Yogyakarta (dibawah UNY), dan di Malang (dibawah UM).
Lesson Study mulai
diterapkan pada tahun 2004 yang hasilnya menunjukkan terjadinya peningkatan
profesionalisme guru dalam melakukan pembelajaran di sekolah, meningkatkan
kolaborasi akademik dan dapat dilakukan secara berkelanjutan. Efektifitas dan
efisiensi program Lesson Study yang ditunjang oleh kegiatan monitoring
dan evaluasi (MONEV) dengan menggunakan rekaman audiovisual, sehingga
para guru dapat mengkaji mutu pembelajaran berdasarkan data dan fakta yang
sesungguhnya.
B.
Tujuan Lesson Study
Lesson Study mempunyai
tujuan diantaranya :
1.
Memperoleh pemahaman yang lebih baik
mengenai kegiatan belajar-mengajar.Bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru
mengajar.
2.
Memperoleh hasil-hasil tertentu yang
bermanfaat bagi guru lain (di luar peserta LS) untuk melaksanakan pembelajaran
lebih baik.
3.
Meningkatkan pembelajaran secara
sistematis melalui inkuiri (penelitian/ pengkajian) kolaboratif.
4.
Membangun pengetahuan pedagogis, dalam
arti seorang guru dapat menimba pengetahuan dan pengalaman dari guru lain.
C. Manfaat Lesson Study
Seperti dikemukakan di atas, lesson study
merupakan suatu model peningkatan kualitas keprofesionalan guru melalui
pengkajian pembelajaran secara kolaboratif.
Hal ini berarti lesson study merupakan suatu kegiatan kelompok guru yang berkeinginan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang diselenggarakannya.
Hal ini berarti lesson study merupakan suatu kegiatan kelompok guru yang berkeinginan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang diselenggarakannya.
Jadi, lesson study merupakan kegiatan dari guru
dan untuk guru, agar tugas kewajiban pembelajarannya meningkat kualitasnya.
Prinsip dari kegiatan ini adalah bahwa yang mengetahui permasalahan yang
dihadapi dalam pembelajaran dan pemecahannya hanyalah guru, dan bukan
orang/pihak lain.
Lesson study dipilih dan diimplementasikan,
sekurang-kurangnya ada dua alasan, yaitu:
1.
Pertama, lesson study merupakan suatu cara efektif yang dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas belajar siswa.
Hal ini karena:
a.
Pengembangan lesson study
dilakukan dan didasarkan pada hasil “sharing” pengetahuan profesional yang
berlandaskan pada praktik dan hasil pembelajaran yang dilakasanakan para guru,
b.
Penekanan yang mendasar dari
lesson study adalah agar para siswa memiliki kualitas belajar yang tinggi,
c.
Tujuan pembelajaran dijadikan
fokus dan titik perhatian utama dalam pembelajaran di kelas,
d.
Berdasarkan pengalaman riil di
kelas, lesson study mampu menjadi landasan bagi pengembangan pembelajaran, dan
e.
Lesson study menempatkan para guru
sebagai peneliti pembelajaran.
2.
Kedua, lesson study yang didesain dengan baik akan menghasilkan guru yang
profesional dan inovatif. Dengan melaksanakan lesson study para guru dapat :
a.
Menentukan tujuan pembelajaran
yang cocok dengan kebutuhan siswa beserta satuan (unit) pelajaran dan materi
pelajaran yang diperlukan;
b.
Mengkaji dan meningkatkan
pembelajaran yang bermanfaat bagi siswa;
c.
Memperdalam pengetahuan tentang
materi pelajaran yang disajikan para guru;
d.
Menentukan tujuan jangka panjang
yang akan dicapai para siswa;
e.
Merencanakan pelajaran secara
kolaboratif;
f.
Mengkaji secara teliti proses
pembelajaran dan perilaku siswa;
g.
Mengembangkan pengetahuan
pembelajaran yang andal, dan
h.
Melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang dilaksanakannya berdasarkan perkembangan siswa dan kolega
guru.
Lesson
study memiliki beberapa manfaat, antara lain:
a)
Mengurangi keterasingan guru (dari
komunitasnya) dalam perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan perbaikannya.
b)
Membantu guru untuk mengobservasi
dan mengkritisi pembelajarannya.
c)
Memperdalam pemahaman guru tentang
materi pelajaran, cakupan dan urutannya.
d)
Membantu guru dalam peningkatan
yang memfokuskan pada seluruh aktivitas belajar siswa.
e)
Meningkatkan kolaborasi antar
sesama guru dalam pembelajaran.
f)
Meningkatkan mutu guru dan mutu
pembelajaran yang pada gilirannya berakibat pada peningkatan mutu lulusan
(siswa).
g)
Memberi kesempatan kepada guru
untuk membuat bermakna ide-ide pendidikan dalam praktik pembelajarannya
sehingga dapat mengubah perspektif tentang pembelajaran, dan belajar praktik
pembelajaran dari perspektif siswa.
h)
Mempermudah guru berkonsultasi
kepada pakar dalam hal pembelajaran atau kesulitan materi pembelajaran.
i)
Memperbaiki praktek pembelajaran
di kelas.
j)
Meningkatkan keterampilan menulis
karya tulis ilmiah atau buku ajar.
Manfaat LS
tersebut penting artinya bagi guru, karena guru memperoleh bahan acuan untuk
kepentingan kinerjanya.
1.
Memikirkan secara lebih seksama tentang
tujuan materi pelajaran tertentu yang diajarkan kepada siswa.
2.
Memikirkan secara mendalam tentang
tujuan pembelajaran untuk kepentingan masa depan siswa, termasuk
kecintaan/kegandrungan siswa terhadap ilmu pengetahuan.
3.
Mengkaji hal-hal terbaik yang dapat dan
harus digunakan dalam pembelajaran, dengan belajar dari guru lain
(peserta/partisipan LS) untuk menambah pengetahuan, misalnya tentang materi
pelajaran. Hal itu berarti membangun kemampuan melalui pembelajaran kolegial.
4.
Mengembangkan kecakapan/keahlian, baik
dalam merencanakan pelajaran maupun dalam melaksanakan pembelajaran.
5.
Meningkatkan pengamatan terhadap
prilaku belajar siswa (”the eyes to see
students”).
D. Tipe Lesson Study
LS dapat dibagi
menjadi dua tipe/jenis:
1.
LS Berbasis Sekolah
Dilaksanakan
oleh semua guru berbagai studi, termasuk kepala sekolah.
Tujuannya, agar
kualitas proses dan hasil pembelajaran semua mata pelajaran di sekolah yang
bersangkutan, dapat lebih ditingkatkan.
2.
LS Berbasis MGMP (Musyawarah Guru Mata
Pelajaran)
Dilaksanakan
oleh kelompok guru mata pelajaran tertentu.
Tujuannya,
mengkaji secara mendalam proses pembelajaran mata pelajaran tertentu. Dengan
demikian, LS tipe ini dapat dilaksanakan pada tingkat wilayah, seperti wilayah
kecamatan, kabupaten atau provinsi.
E. Tahapan-tahapan
Lesson Study
Berkenaan
dengan tahapan-tahapan dalam Lesson Study
ini, dijumpai beberapa pendapat. Menurut Wikipedia (2007) bahwa Lesson
Study dilakukan melalui empat tahapan dengan menggunakan konsep Plan-Do-Check-Act
(PDCA). Sementara itu, Slamet Mulyana (2007) mengemukakan tiga
tahapan dalam Lesson Study, yaitu : (1) Perencanaan (Plan); (2)
Pelaksanaan (Do) dan (3) Refleksi (See).
Sedangkan Bill
Cerbin dan Bryan Kopp dari University of Wisconsin
mengetengahkan enam tahapan dalam Lesson Study, yaitu:
- Form
a Team:
membentuk tim sebanyak 3-6 orang yang terdiri guru yang bersangkutan dan
pihak-pihak lain yang kompeten serta memilki kepentingan dengan Lesson Study.
- Develop
Student Learning Goals:
anggota tim memdiskusikan apa yang akan dibelajarkan kepada siswa sebagai
hasil dari Lesson Study.
- Plan
the Research Lesson:
guru-guru mendesain pembelajaran guna mencapai tujuan belajar dan
mengantisipasi bagaimana para siswa akan merespons.
- Gather
Evidence of Student Learning: salah seorang guru tim melaksanakan pembelajaran,
sementara yang lainnya melakukan pengamatan, mengumpulkan bukti-bukti dari
pembelajaran siswa.
- Analyze
Evidence of Learning:
tim mendiskusikan hasil dan menilai kemajuan dalam pencapaian tujuan
belajar siswa
- Repeat
the Process:
kelompok merevisi pembelajaran, mengulang tahapan-tahapan mulai dari
tahapan ke-2 sampai dengan tahapan ke-5 sebagaimana dikemukakan di atas,
dan tim melakukan sharing atas temuan-temuan yang ada.
Untuk lebih
jelasnya, dengan merujuk pada pemikiran Slamet Mulyana (2007) dan konsep Plan-Do-Check-Act
(PDCA), di bawah ini akan diuraikan secara ringkas tentang empat tahapan
dalam penyelengggaraan Lesson Study
1. Tahapan Perencanaan (Plan)
Dalam tahap perencanaan, para guru yang
tergabung dalam Lesson Study berkolaborasi untuk menyusun RPP
yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perencanaan diawali
dengan kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi dalam
pembelajaran, seperti tentang: kompetensi dasar, cara membelajarkan siswa,
mensiasati kekurangan fasilitas dan sarana belajar, dan sebagainya, sehingga
dapat ketahui berbagai kondisi nyata yang akan digunakan untuk kepentingan
pembelajaran.
Selanjutnya, secara bersama-sama pula
dicarikan solusi untuk memecahkan segala permasalahan ditemukan. Kesimpulan
dari hasil analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian yang harus
dipertimbangkan dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi sebuah
perencanaan yang benar-benar sangat matang, yang didalamnya sanggup
mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi selama pelaksanaan
pembelajaran berlangsung, baik pada tahap awal, tahap inti sampai dengan tahap
akhir pembelajaran.
2. Tahapan Pelaksanaan (Do)
Pada tahapan yang kedua, terdapat dua
kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh
salah seorang guru yang disepakati atau atas permintaan sendiri untuk
mempraktikkan RPP yang telah disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atau
observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson Study yang
lainnya (baca: guru, kepala sekolah, atau pengawas sekolah, atau undangan
lainnya yang bertindak sebagai pengamat/observer)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan
pelaksanaan, diantaranya:
1.
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan RPP yang telah disusun bersama.
2.
Siswa diupayakan dapat menjalani proses
pembelajaran dalam setting yang wajar dan natural, tidak dalam keadaan under
pressure yang disebabkan adanya program Lesson Study.
3.
Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, pengamat tidak diperbolehkan mengganggu jalannya kegiatan
pembelajaran dan mengganggu konsentrasi guru maupun siswa.
4.
Pengamat melakukan pengamatan secara
teliti terhadap interaksi siswa-siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru,
siswa-lingkungan lainnya, dengan menggunakan instrumen pengamatan yang telah
disiapkan sebelumnya dan disusun bersama-sama.
5.
Pengamat harus dapat belajar dari
pembelajaran yang berlangsung dan bukan untuk mengevalusi guru.
6.
Pengamat dapat melakukan perekaman
melalui video camera atau photo digital untuk keperluan
dokumentasi dan bahan analisis lebih lanjut dan kegiatan perekaman tidak
mengganggu jalannya proses pembelajaran.
7.
Pengamat melakukan pencatatan tentang
perilaku belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, misalnya tentang
komentar atau diskusi siswa dan diusahakan dapat mencantumkan nama siswa yang
bersangkutan, terjadinya proses konstruksi pemahaman siswa melalui aktivitas
belajar siswa. Catatan dibuat berdasarkan pedoman dan urutan pengalaman belajar
siswa yang tercantum dalam RPP.
3. Tahapan Refleksi (Check)
Tahapan ketiga merupakan tahapan yang
sangat penting karena upaya perbaikan proses pembelajaran selanjutnya akan
bergantung dari ketajaman analisis para perserta berdasarkan pengamatan
terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi
dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson Study yang
dipandu oleh kepala sekolah atau peserta lainnya yang ditunjuk. Diskusi dimulai
dari penyampaian kesan-kesan guru yang telah mempraktikkan pembelajaran, dengan
menyampaikan komentar atau kesan umum maupun kesan khusus atas proses
pembelajaran yang dilakukannya, misalnya mengenai kesulitan dan permasalahan
yang dirasakan dalam menjalankan RPP yang telah disusun.
Selanjutnya, semua pengamat
menyampaikan tanggapan atau saran secara bijak terhadap proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan (bukan terhadap guru yang bersangkutan). Dalam
menyampaikan saran-saranya, pengamat harus didukung oleh bukti-bukti yang
diperoleh dari hasil pengamatan, tidak berdasarkan opininya.
Berbagai pembicaraan yang berkembang dalam diskusi dapat dijadikan umpan balik
bagi seluruh peserta untuk kepentingan perbaikan atau peningkatan proses
pembelajaran. Oleh karena itu, sebaiknya seluruh peserta pun memiliki
catatan-catatan pembicaraan yang berlangsung dalam diskusi.
4. Tahapan Tindak Lanjut (Act)
Dari hasil refleksi dapat diperoleh
sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan
peningkatan proses pembelajaran, baik pada tataran indiividual, maupun menajerial.
Pada tataran individual, berbagai
temuan dan masukan berharga yang disampaikan pada saat diskusi dalam tahapan
refleksi (check) tentunya menjadi modal bagi para guru, baik yang
bertindak sebagai pengajar maupun observer untuk mengembangkan proses pembelajaran
ke arah lebih baik.
Pada tataran manajerial, dengan
pelibatan langsung kepala sekolah sebagai peserta Lesson Study, tentunya
kepala sekolah akan memperoleh sejumlah masukan yang berharga bagi kepentingan
pengembangan manajemen pendidikan di sekolahnya secara keseluruhan. Kalau
selama ini kepala sekolah banyak disibukkan dengan hal-hal di luar pendidikan,
dengan keterlibatannya secara langsung dalam Lesson Study, maka dia
akan lebih dapat memahami apa yang sesungguhnya dialami oleh guru dan siswanya
dalam proses pembelajaran, sehingga diharapkan kepala sekolah dapat semakin
lebih fokus lagi untuk mewujudkan dirinya sebagai pemimpin pendidikan di
sekolah.
F.
Kelebihan dan Kelemahan Lesson Study
1. Kelebihan
Lesson Study
Kelebihan dari Lesson Study adalah, :
a.
Peran guru yang dapat berubah-ubah:
siapapun dapat berperan sebagai guru pengajar dalam satu waktu dan menjadi guru
pengamat di lain waktu. Pergantian peran ini menciptakan rasa saling mengerti
serta mendukung di antara guru dan secara efektif meningkatkan mutu proses
belajar-mengajar.
b.
Metode ini dapat diterapkan di setiap bidang,
mulai dari seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga pada setiap tingkat
kelas.
c.
Dapat dilaksanakan antar / lintas kelas.
2.
Kelemahan Lesson Study
Kelemahan Lesson Study adalah :
a.
Kurangnya
pemahaman dan komitmen guru mengenai apa, mengapa, dan bagaimana
melaksanakannya.
b.
faktor budaya dan biaya.
Hambatan
budaya dan konteks merupakan salah satu hal yang harus diatasi dalam
pelaksanaannya. Hambatan budaya yang berupa kecendrungan guru yang kurang
memiliki komitmen dan kesungguhan hati untuk melakukan yang terbaik, kurang
memiliki sikap “mau belajar sepanjang hayat”, dan lebih tertarik melakukan
sesuatu bila ada “biaya”nya. Hambatan lain yaitu kurang terbiasa mengembangkan
budaya saling belajar dan membelajarkan secara kolaboratif dan kurang biasa
melakukan refleksi diri secara kritis.
F. Kesimpulan
Berdasarkan
uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
- Lesson
Study
merupakan salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian
pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada
prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas
belajar.
- Tujuan
Lesson Study adalah : (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar; (2) memperoleh
hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya dalam
melaksanakan pembelajaran; (3) meningkatkan pembelajaran secara sistematis
melalui inkuiri kolaboratif. (4) membangun sebuah pengetahuan pedagogis,
dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.
- Lesson
study
memberikan banyak manfaat bagi para guru, antara lain: (a) guru dapat
mendokumentasikan kemajuan kerjanya, (b) guru dapat memperoleh umpan balik
dari anggota/komunitas lainnya, dan (c) guru dapat mempublikasikan dan
mendiseminasikan hasil akhir dari Lesson Study
- Penyelenggaraan
Lesson Study dapat dilakukan dalam dua tipe: (a) Lesson Study
berbasis sekolah; dan (a) Lesson Study berbasis MGMP.
- Lesson
Study
dilaksanakan berdasarkan tahapan-tahapan secara siklik, meliputi : (a)
tahapan perencanaan (plan); (b) pelaksanaan (do); (c)
refleksi (check); dan (d) tindak lanjut (act).
Daftar
Pustaka
Bill Cerbin_&_Bryan Kopp. A Brief Introduction to College Lesson Study.
Lesson Study Project. online: http ://www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm
Catherine Lewis (2004) Does Lesson Study Have a Future in
the United States?. Online: sowi-online.de/journal/2004-1/lesson_lewis.htm
Lesson Study Research Group online:
tc.edu/lessonstudy/whatislessonstudy.html
Slamet Mulyana. (2007).
Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat
Wikipedia.(2007).
Lesson Study. en.wikipedia.org/wiki/Lesson_study
Tidak ada komentar:
Posting Komentar